Prodi Ekonomi Syariah Unimal Mengikuti Workshop Kurikulum OBE APSEII di UI

Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan, Mukhlish, bersama Ketua Program Studi Ekonomi Syariah, Chalirafi, SE., M.Si., menghadiri Workshop Kurikulum bertajuk Membangun Kurikulum Ekonomi Islam Berbasis Outcome Based Education (OBE). Kegiatan yang diprakarsai Asosiasi Program Studi Ekonomi Islam Indonesia (APSEII) ini berlangsung di Universitas Indonesia pada Rabu, 28 Februari 2024, dan diikuti oleh 32 jurusan/program studi Ekonomi Islam dan Ekonomi Syariah dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Kegiatan ini diikuti oleh 32 jurusan/program studi Ekonomi Islam dan Ekonomi Syariah dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. APSEII menghadirkan empat narasumber utama, yaitu:
- Ferry Syarifuddin (Deputi Direktur Senior Bank Indonesia)
- Mohamad Soleh Nurzaman (Deputi Direktur Infrastruktur Ekonomi Syariah KNEKS)
- Asadulloh Sefnado (Kepala Bagian, Grup Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah OJK)
- Bambang Sutrisno (Group Head BSI Corporate University)

Dalam paparannya, Ferry Syarifuddin menyampaikan kebijakan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang dijalankan Bank Indonesia, termasuk posisi Ekonomi Syariah (Eksyar) di BI dan keterkaitan antar pilar dalam Blueprint Eksyar. Pilar 1, pemberdayaan ekonomi syariah melalui pengembangan halal value chain, didukung Pilar 2, pendalaman pasar keuangan syariah untuk mendorong pembiayaan syariah baik melalui sektor komersial maupun sosial. Kedua pilar ini diperkuat oleh Pilar 3, penguatan riset dan edukasi, guna meningkatkan literasi melalui edukasi dan sosialisasi.
Sementara itu, Bambang Sutrisno memaparkan pentingnya Talent & People Development di PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Menurutnya, pengembangan kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara hard skills dan soft skills mahasiswa agar lulusan siap menghadapi dunia kerja.
Workshop ini menghasilkan kesepakatan bersama mengenai tiga profil lulusan program studi Ekonomi Islam/Syariah, yakni: (1) Analis, (2) Praktisi Keuangan Syariah, dan (3) Wirausahawan.
Menurut Chalirafi, kegiatan ini menjadi momentum penting dalam proses revisi kurikulum Ekonomi Islam tahun 2024. Kurikulum merupakan nyawa program pembelajaran. Penyusunannya memerlukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dinamis, selaras dengan perkembangan zaman, kemajuan IPTEKS, serta kebutuhan kompetensi di masyarakat dan dunia kerja, ujarnya.